Muslimah Menjunjung Panji Islam (Berteladan dari kisah Aisyah radhiyallahu anha)
Ibunya orang beriman, isteri nabi
Muhammad sekaligus putri dari as-Siddiq adalah sosok yang pantas diteladani
oleh seluruh mu'minah di sepanjang zaman. Ia adalah wanita pemilik kemuliaan
yang tak tertandingi Aisyah -lah manusia yang paling berilmu tentang al quran,
karena kehidupannya yang selalu bersanding dengan pembawa risalah islam, dan
beliau menyaksikan Al quran yang turun di rumah beliau. Paling berilmu, karena
paham bagaimana wujud penjabaran Al quran dalam kehidupan sehari-hari,
dipraktikkan dalam perkataan, perbuatan, budi pekerti, akhlaq dan adab oleh
rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Beliau pula wanita yang paling berilmu tentang
hadits, fikih, pengobatan, syair dan hikmah. Sehingga sangat wajar ketika abu
bardah mengatakan :
"apabila ada sebuah permasalahan yang tidak
diketahui di zaman sahabat , maka kami bertanya kepada aisyah, dan kami
memperoleh ilmu dari beliau".
Seorang sahabat yang lain mengatakan
"saya tidak mengetahui ada orang yang lebih
berilmu tentang al quran, faraidh(ilmu waris) , halal dan haram, syair, sejarah
dan nasab kecuali aisyah".
Di kesempatan yang lain kita akan dapatkan
bagaimana wujud konkrit tarbiyah di atas manhaj nabawi pada diri aisyah. Umar
bin khatab ketika menjelang wafat , berkata kepada abdullah (anaknya). "Pergilah kepada
Aisyah, sampaikan salamku padanya, dan mintakan ijin agar aku diperbolehkan
dimakamkan di rumahnya bersama Rasulullah dan Abu Bakar. Maka Abdullah pun mendatangi
aisyah dan menyampaikan pesan ayahnya. Aisyah
mengatakan "baik dan ini
adalah sebuah kemuliaan" dan
melanjutkan dengan berkata "wahai
anakku, sampaikan salamku kepada Umar , dan katakan padanya jangan tinggalkan
umat Muhammad tanpa pimpinan, pilihlah khalifah bagi umat dan jangan tinggalkan
umat dalam keadaan sia-sia setelahmu, karena aku takut terjadi fitnah atas umat
ini."
Wahai wanita mukminah, saksikanlah
bagaimana keagungan perjalanan mereka yang ditarbiyah dalam rumah-tangga nabi.
Perhatikan bagaimanakah nasehat dan pandangan aisyah untuk mengangkat khalifah
setelah Umar, karena khawatir terjadinya fitnah. Seakan aisyah menyaksikan
hal-hal yang akan berlangsung di masa mendatang, padahal tidaklah ia tahu
tentang hal yang ghaib, namun ini adalah firasat seorang mukmin yang beriman
kepada Allah dan RasulNya. Beliau tak hanya sebatas melihat tentang dekatnya
kematian umar dan tentang masalah di mana Umar akan dimakamkan, namun beliau
melihat bagaimana kehidupan umat Islam setelah Umar meninggal. Dari sini
terlihat keluasan pandangan, jauhnya pemikiran ke depan dan sekaligus perhatian
yang sangat besar tentang urusan umat Islam. Inilah yang semestinya diteladani
oleh wanita mukminah di zaman ini.
Sosok seorang Aisyah rhadiyallahu
anha, memberikan ibrah yang berharga bagi para mukminah. Kedalaman ilmu,
kecerdasan dan perhatiannya terhadap umat adalah warisan yang berharga yang
terus bisa diwarisi sampai hari ini. Terbukti dengan kedudukan beliau yang
tercakup dalam tujuh orang di kalangan sahabat yang banyak menghafal
fatwa-fatwa dari para sahabat.
Panji Islam di sepanjang sejarah akan
selalu tegak dengan para penyandangnya. Dan Aisyah adalah salah satu penegak
panji Islam di awal terbitnya cahaya Islam. Sebuah bukti bahwa wanita pun
memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan Islam. Tidak hanya untuk
membuang waktu untuk berbagai pekerjaan yang sia-sia, sebagaimana yang
dilakukan oleh mayoritas muslimah di zaman ini.
Panji Islam memang akan tetap tegak
dengan para pejuangnya sepanjang masa. Namun apakah kita para wanita mukminah
menjadi bagian dari penyandang dan penegak risalah atau tidak, maka jawabnya
ada pada diri kita.